HISTORY


KOTA TEGAL BAHARI – JAWA TENGAH



1.      Sejarah Berdiri
Kota Tegal merupakan penjelmaan dari desa yang bernama TETEGUALL, pada tahun 1530 telah nampak kemajuannya dan termasuk wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Kerajaan Pajang.
Ki Gede Sebayu saudara Raden Benowo pergi ke arah Barat dan sampai di tepian Sungai Gung. Melihat kesuburan tanahnya, tergugah dan berniat bersama - sama penduduk meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas lahan serta membuat saluran pengairan.
Daerah yang sebagian besar merupakan tanah ladang tersebut kemudian dinamakan Tegal. Atas keberhasilan usahanya memajukan pertanian dan membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ia diangkat menjadi pemimpin dan panutan warga masyarakat. Oleh Bupati Pemalang kemudian dikukuhkan menjadi sesepuh dengan pangkat Juru Demung atau Demang. Pengangkatan Ki Gede Sebayu menjadi pemimpin dilaksanakan pada perayaan tradisional setelah menikmati panen padi dan hasil pertanian lain, di bulan purnama tanggal 15 Sapar tahun EHE 1988 yang bertepatan dengan hari Jum'at Kliwon. Dalam Perayaan juga dikembangkan ajaran agama Islam dan budaya yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat pada waktu itu. Hari, tanggal dan tahun Ki Gede Sebayu diangkat menjadi Juru Demung itu ditetapkan sebagai hari Jadi Kota Tegal dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1988 tanggal 28 Juli 1988.

2.      Ciri Khas Makanan Tegal
Warung Tegal (selanjutnya disingkat Warteg) adalah salah satu tipe warung makan yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, terutama melekat di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Harga yang murah dan penyajian yang sederhana merupakan ciri khas yang menjadi faktor utama mengapa warteg lebih melekat di kalangan masyarakat tersebut. Sepiring nasi penuh, sepotong daging ayam, dan kuah sayur, misalnya, dapat kita bayar hanya dengan harga Rp4000,-. Jika dibandingkan dengan restoran Padang, harga menu makan di warteg jauh lebih murah. Warteg boleh jadi sudah menjamah berbagai daerah. Tidak sedikit para pemilik warung ini yang sukses.
Adapun hidangan yang disajikan di warteg bervariasi dan sederhana, terdiri dari: sayur-sayuran (seperti sayur tahu, sayur kacang merah, dan soto), lauk pauk (tempe, tahu, perkedel, goreng-gorengan, goreng ayam, goreng ikan, remis, dan jeroan ayam), urab dan sebagainya. Makanan yang disajikan di warteg didominasi oleh hidangan Jawa. Maklum saja, yang mempunyai usaha warteg adalah orang-orang Tegal yang merantau di kota-kota besar, terutama di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, Bandung; Semarang, Solo, dan beberapa daerah lain.
Tegal sendiri adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terletak di wilayah Pantura (Pantai Utara) dengan kota Slawi sebagai ibukota kabupatennya. Uniknya, di wilayah Tegal sendiri –menurut penuturan pengusaha warteg—, sulit menemukan warteg. Hanya ada beberapa warung di jalan utama. Itu saja tidak sesemarak di luar daerah Tegal. Warteg cukup potensial di luar daerah. Pasalnya, warteg bisa tumbuh dan berkembang ketika berada di lingkungan atau di kawasan industri di kota-kota besar. Apakah mungkin di wilayah Tegal sendiri dibentuk sentra warteg? Kemungkinan itu tampaknya kecil. Hal ini disebabkan karena kebanyakan warga Tegal bukan pendatang. Jadi, kalaupun mendirikan usaha warteg, kemungkinan untuk laris sangatlah kecil.
  1. Makanan Khas
Mengenai makanan khas yang ada di warteg, kalau menurut saya, tidak ada yang istimewa. Tidak ada yang istimewa ini maksudnya karena sudah begitu umum dikenal oleh khalayak masyarakat. Variasi menu hidangan yang tersedia di warteg, memang didominasi oleh cita rasa makanan Jawa Tengah-an yang mempunyai ciri khas santan di beberapa hidangan berkuahnya, namun tidak bercita rasa pedas, seperti halnya hidangan asal Sumatera.
Tapi, kalau berbicara makanan khas Tegal, walau agak menyimpang sedikit dari warteg, saya ingin menyampaikan beberapa jenisnya. Tegal memiliki beberapa jenis “koleksi” kuliner berupa makanan dan minuman khas. Misalnya: teh poci yaitu teh diseduh dalam poci tanah liat kecil dan diminum dengan gula batu, sehingga ada istilah teh poci “wasgitel” kepanjangan dari kata: wangi, panas, sepet, legi, lan (lan dalam bahasa Indonesia berarti kental). Tegal hingga saat ini dikenal sebagai sentra penghasil teh. Teh dijarangi pada poci tanah (teh poci) kemudian dituang ke dalam cangkir dengan pemanis gula batu. Teh dalam cangkir tidak diaduk, sehingga rasa manis ditemukan pada saat isi teh dalam cangkir hampir habis. Hal ini menyebabkan cangkir terus dituangi. Selain teh poci, juga ada aneka jenis makanan seperti yang terdapat dalam buku resep masakan Jawa Tengah berikut ini:
· Sate Tegal (sate kambing muda khas Tegal dengan bumbu sambal kecap), dan sate bebek majir
· Kupat atau ketupat glabed, kupat blengong (kupat glabed dengan daging blengong. Blengong yaitu keturunan hasil perkawinan bebek dan angsa), dan kupat bongko (ketupat dengan sayur tempe yang telah diasamkan);
· Nasi ponggol, dan nasi bogana (nasi megono), Sauto (soto ayam atau babat khas Tegal dengan bumbu tauco dan tauge), dan tahu plethok.
· Mendoan, yaitu tempe goreng yang dilapis tepung dengan bumbu. digoreng tidak kering. Biasanya sebagai teman minum teh poci, dihidangkan dengan sambal.
· Sega Lengko - nasi lengko: adalah nasi dengan bahan pelengkap seperti tempe, tahu yang diiris dadu, toge, dan sambal kacang serta kerupuk.
· Tahu aci: Tahu dengan tepung aci (kanji atau sagu) kemudian digoreng.
· Kemronyos, yaitu sate khas Tegal
· Pilus: makanan kecil (snack) dari tepung terigu.

Memang, makanan yang saya sebutkan di atas tidak semua identik dengan hidangan warteg, namun kadang ada warteg yang menyediakan hidangan istimewa, seperti Soto Tegal dengan memesannya terlebih dahulu. Paling yang mudah dihidangkan dan selalu tersedia adalah tempe mendoan. Adapun jenis makanan khas Tegal bisa ditemukan di rumah makan Jawa Tengah, karena pada dasarnya jenis makanan Tegal –seperti halnya Cirebon— merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari koleksi kuliner Jawa Tengah.


Obyek Wisata
1. Tempat Pemandian Air Panas Guci
a. Lokasi dan Asal usulKalo ada yang mau berlibur ke Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Tegal tepatnya, sedikit ke arah Selatan terdapat tempat wisata pemandian air panas yang namanya guci. Termasuk ke dalam kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal tempat ini dapat dijangkau dengan mudah. Kalau dari arah Jakarta kita bias menggunakan kereta api atau bus dan turun di Kota Tegal. Setelah itu menggunakan angkutan arah bumi jawa dengan bus kecil (biasa disebut tuyul oleh warga setempat). Dan dilanjutkan dengan angkutan yang khusus ke obyek wisata ini, Atau dari arah Semarang juga silakan ke arah terminal Tegal dulu. Berada di kaki gunung Slamet dengan kondisi tempat yang berhawa dingin. Air terjun tersebut konon berasal dari wali yang menancapkan tongkatnya ke tanah untuk mencrari air


b. Khasiat
Tempat ini ramai dikunjungi oleh wisatawan karena tempat pemandiannya dijamin seger banget. Ada yang berkata kalau mandi sekali di tempat pemandian tersebut umur tampak berkurang 10 tahun lho. Jadi kalo umur 53 mandi 5 kali jadi umur bayi lagi.

Air yang dikeluarkan pada mata air ini adalah air hangat, walaupun mengandung belerang tapi tidak berbau menyengat dan berwarna. Karena airnya hangat dan mengandung belerang jadi kalau berendam serasa dipijat-pijat seluruh badan.


c. Fasilitas dan Pemandangan
Di sekitar tempat pemandian ini ada Hotel Guci Garden Hotel dan beberapa Villa yang dapat disewa dengan fasilitas yang lumayan lengkap. Harganya relatif tidak terlalu mahal, standar untuk sewa unit villa. Untuk daerah wisata ini selain terkenal dengan pemandiannya juga makanan manisan pepaya berwarna-warni dan buah ciremai (manisan juga).
Karena wilayah ini cukup dingin jadi banyak digunakan sebagai perkebunan. Komoditas utama yang ada di sini adalah teh. Slawi juga terkenal dengan kota teh karena banyaknya pabrik teh (Tong Tji, Sosro, Gopek, 2 Tang, dll) di sini.\


SEJARAH WARTEG
Kyeh lur mbokan pengen ngerti sejarahe WARTEG alias WARUNG TEGAL
Asal usul Warung Tegal (Warteg) adalah pada zaman Sultan Agung yang memimpin pasukan untuk menyerang Batavia, Sultan Agung dan Perajurit Mataram transit di Tegal. Karena Tegal sebagian besar adalah persawahan maka Tegal di jadikan pemasok logistik, warga Tegal menyiapkan makanan untuk perajurit Mataram, lama-kelamaan dari situ warga Tegal sudah terbiasa menyajikan makanan besar, sehingga membuka warung akan. Setelah Tegal dilalui Jalan Pantura kini Tegal menjadi transit Truk dan Bus, dari situ juga Warteg menyebar ke seluruh nusantara.



SEJARAH PERJALANAN KI GEDE SEBAYU
Sejarah tlatah Tegal tak dapat dipisahkan dari ketokohan Ki Gede Sebayu. Namanya dikaitkan dengan trah Majapahit, karena ayahnya, Ki Gede Tepus Rumput (Pangeran Onje) adalah keturunan Batara Katong, Adipati Ponorogo yang masih punya kaitan dengan keturunan dinasti Majapahit. Ki Gede Sebayu adalah putra ke22 dari 90 saudara. Putra beliau 2 orang yaitu, Raden Ayu Giyanti Subalaksana yang menjadi istri Pangeran Selarong (Pangeran Purbaya) dan Ki Gede Honggobuwono. Ki Gede Sebayu, yang memilih diam cegah dhahar lawanguling, karena prihatin. Bahkan pada saat suasana makin kacau, Ki Ageng Ngunut (kakek Sebayu) mendesak Sebayu agar menyelamatkan
Kerajaan Pajang. Namun, Sebayu menolak. Melihat penderitaan manusia akibat perebutan kekuasaan antar keluarga itu tidak kunjung reda, Sebayu malah pilih pamit untuk menyingkir kebarat. Dia melepas atribut kebangsawanannya dan mengembara mencari hakekat hidup. Sampailah dia di sebuah daerah penuh ilalang, padang rumput luas dengan sungai besar yang dialiri air bening sampai muara laut utara. Dia terperangah melihat hamparan padang rumput luas yang nyaris tak berpenghuni itu. Di sana hanya ada beberapa bangunan semipermanen yang dihuni sejumlah santri dan sebuah makam keramat. Makam tersebut adalah tempat jenazah Sunan Panggung atau Mbah Panggung dikebumikan. Terbersitlah di benak Sebayu untuk mengajari warga pesisir itu bercocok
tanam. Dia merasa menemukan persinggahan yang menjanjikan, sehingga menghentikan
pengembaraannya. Diajaknya warga setempat membabat alang-alang agar jadi tegalan. Selain itu, dia juga membuat bendungan di hulu sungai daerah Danawarih untuk dijadikan sumber air irigasi. Sementara itu, Pangeran Benow diangkat menjadi raja Pajang. Dia membutuhkan sepupunya, Sebayu, untuk menjadi patih. Dia pun mengutus sejumlah prajurit untuk mencari Sebayu. Di Desa Tegal, tempat Sebayu bermukim, sepupu Benowo itu ditemukan. Namun, karena Sebayu tidak mungkin meninggalkan rakyat Tegal, Pangeran Benowo melantik dia menjadi juru demang atau sesepuh Desa Tegal. Anugerah sebagai sesepuh desa diberikan pada malam Jumat Kliwon, 15 Sapar
Tahun 988 Hijriah, atau tahun 588 EHE. Waktu itu bertepatan dengan 12 April 1580 Masehi. Selain itu juga ada lagi kisah dari Ki Gede Sebayu waktu hendak menikahkan Putrinya yang bernama Raden Ayu Giyanti Subalaksana. “Sapa-sapa satriya sing bisa negor wit jati nganti bisa rubuh, bakal dak tampa dadi jodhone anakku, Raden Ayu Siti Giyanti Subalaksana”. Demikian sabda Ki Gedhe Sebayu ketika mengumumkan sayembara kepada seluruh kasatriya tanah Jawa. Artinya, siapa saja kesatriya Jawa yang bisa menebang pohon jati sehingga roboh, akan diterima menjadi jodoh putrinya, Raden Ayu Siti Giyanti Subalaksana. Di samping itu, wit jati atau pohon jati tersebut nantinya akan menjadi sakaguru bagi Masjid Agung Kalisoka. Namun dalam sayembara itu tak seorangpun mampu menebang wit jati tersebut hingga roboh. Sudah dua puluh empat kesatriya gagal melaksanakan sayembara Ki Gedhe Sebayu. Pada saat semua orang hampir putus asa, datanglah seorang pemuda. Ia bernama Ki Jadhug yang mengaku dari dukuh Sigeblag, desa Slarang Kidul, kecamatan Lebaksiu. Konon Ki Jadhug adalah Jaka Umbaran atau Panembahan Purbaya ketika muda. Putra sulung Panembahan Senapati
ing Alaga Mataram ini sedang melaksanakan kewajiban kesatriya Jawa untuk lelana. Yakni berkelana demi menajamkan hati dan pikiran. Ki Jadhug mengikuti sayembara akbar tersebut. Dengan susah payah, beliau berhasil juga melaksanakan amanat Ki Gedhe. Beliau mencerabut wit jati tersebut hingga akar-akarnya ke permukaan tanah. Dan ketika sang wit jati tercerabut, semua khalayak menyaksikan angina kencang yang membantu Ki Jadhug. Akhirnya, pekik tahmid dan takbir dari Ki Gedhe Sebayu mengiringi robohnya sang wit jati.  

SEJARAH OBYEK WISATA GUCI
Mungkin kalau dari nama, kita beranggapan, guci adalah sebuah pot yang indah dan membuat orang tertarik melihatnya. Tapi ternyata Guci disini yang dibahas adalah nama sebuah objek wisata di daerah Tegal dan sangat terkenal. Objek wisata Guci ini adalah sebuah objek wisata air panas, yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam
penyakit dan membuat awet muda. Kepercayaan ini berawal dari sebuah cerita adanya
suatu Pedukuhan yang bernama Kaputihan yang berarti putih belum tercemar atau masih suci.belum tercemar oleh agama dan peradaban lain. Istilah Kaputihan pertama kali yang memperkenalkan adalah Beliau yang di kenal dengan Kyai Ageng Klitik ( Kyai Klitik ) yang nama sesungguhnya adalah Raden Mas Arya Wiryo cucu Raden Patah Bangsawan dari Keraton Mataram Ngayogjokarto Hadiningrat asal dari Demak. Setelah beliau Kyai
Klitik menetap lama di lereng gunung Slamet ( kampung Kaputihan ) maka banyak warga
berdatangan dari tempat lain sehingga kampong kaputihan menjadi ramai.Suatu ketika datanglah Syech Elang Sutajaya utusan Sunan Gunung Jati ( Syech Syarief Hidayatulloh) dari Pesantren Gunung Jati Cirebon untuk Syiar Islam. Dan kebetulan di kampung kaputihan sedang terjadi pageblug ( wabah penyakit merajalela, banyak terjadi bencana alam dan tanaman di serang hama dll ) Sehingga Beliau Elang Sutajaya memohon petunjuk kepada Allah Swt dengan semedi kemudian Alloh Swt memberi petunjuk supaya masyarakat kampung Kaputihan meningkatkan Iman dan Taqwanya kepada Alloh Swt dengan menggelar Tasyakuran, memperbanyak sedekah dan yang terkena wabah penyakit agar meminum air dari kendi (guci) yang sudah di do’a kan oleh Sunan Gunungjati .
Dalam kesempatan itu pula Sunan Gunungjati berkenan mendo’akan sumber air panas di
kampung Kaputihan agar bisa di pergunakan untuk menyembuhkan segala penyakit.
Semenjak itu karena Guci yang berisi air yang sudah di do’akan Sunan Gunungjati di tinggal di kampong Kaputihan dan selalu di jadikan sarana pengobatan,maka sejak saat itu masyarakat menyebut-nyebut Guci-Guci.Sehingga Kyai Klitik selaku Kepala Dukuh Kaputihan merubahnya menjadi Desa Guci. Dan Beliau sebagai Lurah pertamanya. Guci peninggalan Elang Sutajaya itu sekarang berada di Musium Nasional setelah pada
saat pemerintahan Adipati Brebes Raden Cakraningrat membawanya ke museum.  Hingga kini sudah menjadi tradisi masyarakat Guci dan sekitarnya bahkan dari luar daerah setelah berziarah ke makam walisongo khususnya Sunan Gunungjati sebagai penyempurna terakir dapat di pastikan mandi di air panas Guci untuk memperoleh berkah kesehatan dan penyembuhan segala penyakit, Kini sumber air panas guci tersebut telah di kembangkan menjadi “ Taman Wisata Hot Waterboom “ yang tetap memanfatkan sumber air panas sebagai upaya terapi terhadap penyembuhan berbagai penyakit juga sarana rekreasi dan permainan air bagi anak-anak dan keluarga anda.

BUPATI TEGAL DARI MASA KE MASA
 "Dari Jaman Mataram s/d sekarang"

1.   Ki Gede Sebayu Setingkat dengan Juru Demung (1601 - 1620)  Dimakamkan Di Desa Danawarih, Kecamatan Balapulang.
2.      Ki Gede Honggowono Setingkat dengan Juru Demung (1620 - 1625) Dimakamkan Di Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru.
3.      Pangeran Adipati Arya Martoloyo "Adipati Tegal Pertama" (1625 - 1678).
4.      Tumenggung Sindurejo alias Pranantaka alias Gendowor (1678 - 1679).
5.      Tumenggung Honggowono alias Adipati Reksonegoro I (1679 - 1680).
6.      Tumenggung Secowijoyo (1680 - 1697).
7.      Tumenggung Secomenggolo (1697 - 1700).
8.      Raden Mas Tumenggung Tritonoto (1700 - 1702).
9.      Tumenggung Bodroyudho Secowardoyo I alias Adipati Reksonegoro II (1702 - 1746).
10.  Tumenggung Bodroyudho Secowardoyo II alias Adipati Reksonegoro III (1746 - 1776) Dimakamkan Di Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru.
11.  Tumenggung Kartoyudho alias Adipati Reksonegoro IV (1776 - 1800).
12.  Raden Mas Panji Haji Cokronegoro IV (1800 - 1816) Dimakamkan Di Desa Semedo, Kecamatan Kedunngbanteng kab Tegal.
13.  Tumenggung Surenggono (1816) Meninggal sesudah diangkat sebagai Tumenggung.
14.  Tumenggung Surodiwongso alias Tumenggung Suronegoro (1816 - 1819).
15.  Tumenggung Secomenggolo (1819 - 1821).
16.  Raden Mas Arya Haji Reksonegoro VI (1821 - 1857)
17.  Tumenggung Sosronegoro (1857 - 1858)
18.  Raden Mas Ronggo Surodipuro (1858 - 1862)
19.  Raden Tumenggung Widyoningrat (1862 - 1864)
20.  R. Tumenggung Panji Sosrokusumo (1864 - 1869)
21.  R.M. Ore ( R.M.A. Reksonegoro VII ) (1869 - 18...)
22.  R.M. Kis ( R.M.A. Reksonegoro VIII ) (... - 1903) Dimakamkan Di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna.
23.  R.M. Suyitno ( R.M.A. Reksonegoro IX ) (1903 - 1929)
24.  R.M. Susmono ( R.M.A. Reksonegoro X ) (1929 - 1935)
25.  J. Patih R. Subiyanto (1935 - 1937)
26.  R. Tumenggung Slamet Kertonegoro (1937 - 1942) "Dari Jaman Penjajahan Jepang, Orde Lama, Orde baru dan Reformasi/Sekarang"
27.  Mr. Moh. Besar ( merangkap Burgermester ) (1942 - 1944).
28.  Raden Sunaryo (1944 - 1945).
29.  Kyai Abu Sujai "Sebagai Ulama Pertama yang menjadi Bupati" (1945 - 1946) Dimakamkan Di Desa Talang, Kecamatan Talang.
30.  Prawoto Sudibyo (1946 s/d 1948)
31.  R. Soeputro (1948 s/d 1949)
32.  R.M. Susmono Reksonegoro (1949 s/d 1950)
33.  R.M. Sumindro (1950 s/d 1955)
34.  R.M. Projosumarto (1955 s/d 1960)
35.  Sutoro (1960 s/d 1966)
36.  Munadi (Januari 1966 s/d Desember 1966)
37.  R. Sutarjo (Desember 1966 s/d Desember 1967)
38.  Letkol.R. Supandhi Yudodharmo (1967 s/d 1973)
39.  Letkol. R. Samino Sastrosuwignyo (1973 s/d 1977)
40.  Drs. Herman Sumarmo (Ymt) (1977 s/d 1978)
41.  Hasyim Dirjosubroto (1978 s/d 1989)
42.  Drs. H. Wienachto (1989 s/d 1991)
43.  Drs. Sudiatno (Ymt) (Januari 1991 s/d Agustus 1991)
44.  Drs. H. Soetjipto (Agustus 1991 s/d Juli 1998)
45.  Drs. Setiawan Sadono (Plt) (Juli 1998 s/d Juni 1999)
46.  Drs. H. Soediharto ( Juni 1999 s/d Januari 2004)
47.  Agus Riyanto, SSos, MM (Januari 2004 s/d Agustus 2011)
48.  H.M. Heri Soelistiawan, SH, M.Hum (Agustus 2011 s/d Mei 2013)

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah membaca Postingan ini, Jika Anda menginginkan agar Blog ini selalu menjadi Inspirasi buat Anda, sedikit saran dan masukan bisa di tulis di sini,